Kamis, 26 April 2012

Gambar Hasil Identifikasi Klebsiella

Gambar 1. Koloni bakteri pada media Mac Conkay 


Gambar 2. Koloni bakteri pada media Blood Agar Plate



Gambar 3. Koloni bakteri pada media SSA 


 Gambar 4. pada media TSIA


Gambar 5. Pada media LIA


Gambar 6. Pada media MR



Gambar 7. Pada media VP



Gambar 8. Pada media Sulfur Indol Motility



Gambar 9. Uji Biokimia


Gambar 10. Koloni pada media TSIA


Gambar 11. Pemeriksaan di bawah mikroskop, setelah Pewarnaan Gram

IDENTIFIKASI NEISSERIA


Family Neisseriaceae mencakup special Neisseria dan Moraxella (Branhamella) catarrhalis disamping spesies Acinetobacter, Kingella dan Moraxella. Neisseria adalah coccus gram negative yang biasanya tampak berpasangan. Neisseria gonorrhoea(gonokokus) dan Neiserria meninngitidis (meningokokus) bersifat patogen pada manusia, bakteri-bakteri ini secara khas ditemukan bersama atau didalam sel polimorfonuklir. Beberapa Neisseria merupakan penghuni normal pada saluran pernapasan manusia, jarang menimbulkan penyakit, dan hidup diluar sel (ekstraseluler).
Gonokokus dan meningokokus memiliki hubungan yang erat, dengan 70% homologi DNA, keduanya dibedakan dengan beberapa tes laboratorium dan sifat khasnya. Meningokokus jarang memiliki plasmid, sedangkan Gonokokus punya. Yang terpenting, kedua spesies ini dibedakan olegh gambaran klinis umum dari penyakit yang ditimbulkannya. Meningokokus secara khas ditemukan di saluran pernapasan abgian atas dan menyebabkan meningitis, sedangkan gonokokus menyebabkan infeksi saluran kelamin.
Ciri khas Neisseria adalah diplococcus gram negatife, tak bergerak, diiametrnya kira-kira 0,8 µm. Bila sendiri-sendiri, coccus berbetuk seperti ginjal, bila organism ini terlihat berpasangan bagian yang rata atau vekung saling berdekatan.
Bila ditanam pada perbenihan yang diperkaya (misalnya Mueller Hinton, dimodifikasi oleh Thayer Martin), dalam 48 jam Gonokokus dan Meningokokus akan membentuk koloni mukoid, cembung, mengkilat dan mennonjol.
Neisseria paling baik tumbuh pada lingkungan aerob, tetapi ada beberapa yang tumbuh dilingkungan anaerob. Kebanyakan bakteri ini meragikan karbohidrat, membentuk asam, tetapi tidak menghasilkan gas.
Gonokokus dan Meningokokus paling baik tumbuh pada perbenihan yang mengandung zat-zat organic kompleks seperti darah yang dipanaskan, hemin atau protein hewan dan dalam atmosfer yang mengandung C02 5%. Bakteri ini dengan cepat mati oleh pengeringan, sinar matahari, pemanasan basah dan berbagai desinfektan.
Neisseria biasanya terisolasi di Thayer-Martin agar -sebuah plate agar yang mengandung antibiotik ( Vankomisin , Colistin , nistatin , dan kotri ) dan nutrisi yang memfasilitasi pertumbuhan spesies Neisseria sementara menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur mengkontaminasi. Further testing to differentiate the species includes testing for oxidase (all clinically relevant Neisseria show a positive reaction) and the carbohydrates maltose , sucrose , and glucose test in which N. Pengujian lebih lanjut untuk membedakan spesies mencakup pengujian untuk oksidase (semua Neisseria klinis yang relevan menunjukkan reaksi positif) dan karbohidrat maltosa , sukrosa , dan glukosa tes di mana N. gonorrhoeae will only oxidize (that is, utilize) the glucose. gonorrhoeae hanya akan mengoksidasi (yaitu, memanfaatkan) glukosa.



A.   Neisseria gonorrhoeae
Neisseria gonorrhoeae, juga dikenal sebagai gonokokus (jamak), atau gonokokus (tunggal), adalah spesies Gram-negatif biji kopi berbentuk diplococci bakteri bertanggung jawab atas infeksi menular seksual gonore . Bakteri ini menyebabkan penyakit gonorrhoe atau kencing nanah. Penyakit ini merupakan penyakit kelamin yang sering terjadi dan manusia merupakan satu-satunya hospes alamiah.
Istilah gonorrhoe mula-mula diperkenalkan oleh Galen pada 130 tahun sebelum masehi. Penyakit ini sudah dikenal orang  sejak zaman tiongkok purba dan mesir purba. Pada tahun 1874, Neisser menemukan penyebab penyakit ini dari secret purulen dari urethra seorang yang menderita urethritis akut, vaginitas dan pada secret mata penderita konjungtivitas akut. Pada tahun 1885, Bumm berhasil membiakan kultur murni kuman ini dan berhasil menularkan penyakit ini dengan jalan menginokulasikannya pada sukarelawan.
1.  Morfologi dan pewarnaan.

Dari secret urethra yang purulen (ecoulemnet) yang dibuat apusan, tampak bakteri Neiserria gonorrhoeae berbentuk oval dengan ukuran 0,8 µm x 0,6 µm, berpasangan (kadang-kadang breupa single coccus) dan berhadapan menurut sumbu panjangnya menyerupai biji kopi. Dari biakan murni, 25% tampak dalam betuk berpasangan / diplococcus, 75% tampak single coccus, tetras 8 atau lebih.
Letak bakteri didalam specimen bisa terletak dalam sel PMN pada stadium akut, atau diluar sel pada stadium yang lanjut. Neiserria gonorrhoeae tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Bakteri ini tidak berkapsul, kecuali pada varians yang mukkoid terdapat kapsul yang dapat dilihat dengan pewarnaan negative atau tes Quellung..
Pada pewarnaan Gram, bersifat Gram negative. Dapat diwarnai baik dengan metilen blue +  eosin. Hasil pewaranaan terbaik adalah dengan pewarnaan polikromasi, misalnya dengan pewarnaan Pappheim saashoff dengan bahan methyl green-pyronine. Deteksi terhadap Neiserria gonorrhoeae dapat pula dengan fluorescent antibody staining.



2.  Perbenihan dan reaksi biokimia.
Neisseria yang kokus Gram-negatif yang membutuhkan suplemen nutrisi untuk tumbuh di dalam kultur laboratorium. Khususnya, mereka tumbuh pada agar-agar cokelat dengan karbon dioksida . Coccus ini adalah fakultatif intraseluler dan biasanya muncul secara berpasangan (diplococci), dalam bentuk biji kopi.. N. Dari sebelas spesies Neisseria yang mengkolonisasi manusia, hanya dua yang patogen. gonorrhoeae adalah agen penyebab gonore (juga disebut "The Clap," yang berasal dari kata Perancis "clapier," yang berarti "bordil") dan ditularkan melalui kontak seksual .
Pada media sederhana sukar tumbuh dan diperlukan medium yang diperkaya. Bersifat aerob, suhu optimal yang dibutuhkan adalah 34°-37°C dengann pH 7,2-7,6. Pertumbuhan terhenti pada suhu 30°C atau ± 38,5°C. untuk pertumbuhannya juga memerlukan Co2 2-10%(sungkup lilin).

Koloni yang tumbuh pada agar coklat (CAP) yang diinkubasikan 48 jam, berbentuk bulat, konveks, halus, berwarna putih keabuan dengan diameter 0.5-1 mm. pada inkubasi lebih lanjut koloni menjadi besar, kasar permukaannya, konsistensinya lunak. Media selektif yang biasa digunakan adalah Thayer Martin yang terdiri atas agar coklat yang mengandung:

Ø  Vankomisin untuk menghambat bakteri Gram positif.
Ø  Kolistimetat untuk menghambat bakteri Gram negative.
Ø  Nistatin untuk menghambat jamur.

Pada medium ini, setelah inkubasi 48 jam akan tampak koloni yang transparan. Sedikit cembung, halus mukoid dan kecil-kecil sperti ujung jarum. Neiserria non pathogen (Neiserria sicca, Neiserria catarrhalis) tidak tumbuh pada media ini. Media yang digunakan unutk media transport adalah sedium Muller Hinton dan Transgrow.

Koloni genus Neiserria menghasilkan indofenol oksidase sehingga memberikan tes oksidase positif. Tes oksidase dilakukan dengan meneteskan reagens 1% tetrametil parafenilen diamin monohidrokhlorid pada koloni maka koloni akan berubah menjadi merah jambu dan makin lama menjadi hitam. Dalam tes ini, reagens tersebtu membunuh mikroorganisme tetapi tidak merubah morfologi dan sifat pewarnaan. Tes oksidase terganggu oleh adanya asam yang dihasilkan pada proses peragian terhadap karbohidrat, tetapi dapat diatasi dengan penambahan Natrium bicarbonate. Perlu diingat bahwa tes oksidase positif juga diberikan oleh beberapa koloni dari genus lain, misalnya:

Ø  Pseudomonas
Ø  Aeromonas
Ø  Acinotobacter
Ø  Bordetella
Ø  Haemophillus
Ø  Pasteurella
Ø  Golongan ragi ( yeast)
Neiserria gonorrhoeae meragikan glukosa dengan membentuk asam tanpa gas dan tidak meragikan gula-gula lainnya.
3.  Daya tahan tubuh.
Dalam keadaan kering, bakteri mati dalam 1-2 jam, dan dengan pemanasan basah suhu 55°C bakteri mati dalam 5 menit. Pada pemberian argentum nitrat (AgNo3) 1/4000 bakteri mati dalam 2 menit dan biakan pada suhu kamar mati dalam 1-2 hari, sedangkan biakan pada 37°C mati dalam 406 hari.
Gonococcus sangat peka terhadap sulfonamide dan penisilin, tetapi galur yang panas cepat resisten terhadap sulfonamide. Gonococcus dapat mengandung plasmid yang menurunkan sifat genetic dengan menghasilkan beta-laktamase yang menyebabkan resisten terhadap penisilin.

4.  Variabilitas.
Ada 5 macam tipe koloni berdasarkan perbedaan pada antigen permukaan. Tipe 1 dan 2 virulen untuk manusia, sedangkan tipe 3, 4, 5 avirulen. Tipe yang virulen relative resisten terhadap fagositosis oleh sel PMN (polimorfonukleur) dan tipe ini mempunyai pili.

5.  Struktur antigen.
Antigen gonococcus adalah kompleks, tersusun dari lipid-karbohidrat nukleo-protein. Bila fraksi glikolipid disuntikkan pada kelinci akan memberikan titer presipitin yang tinggi, tetapi titer aglutinin rendah. Fraksi nukleo protein dari Neiserria gonorrhoeae idebntik dengan Neiserria meningitides dan pneumococcus tipe tertentu. Antigen lainnya, yaitu berupa antigen pili.
Meskipun terdapat antibody mucosal Ig A, dan Ig M juga Ig G serum yang bersifat bakterisidal in vitro, tetapi tidak ada imunitas pada manusia. Pada simpanse pernah diadakan percobaan vaksinasi dan menimbulkan kekebalan, tetapi pada manusia belum berhabsil.

6.  Metabolit bacterial.
Gonococcus menghasilkan metabolit yang pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu metabolit toksin dan toksin.
a)    Metabolit non toksin
Ø Polisakarida spesifik
Ø Enzim katalase
Ø Enzim endofenol oksidase
a)    Toksin
Sel bakteri mengandung endotoksin yang mampu membunuh hewan percobaan bila disuntikan dalam jumlah besar. Endotoksin ini mirip dengan endotoksin meningococcus.

b)  Bentuk klinis.
Masa inkubasi penyakit bervariasi antara 1-32 hari, biasanya sekitar 4 hari atau 2-8 hari.
Gejala pada laki-laki:
1.    Urethritis anterior acuta.
Keluhan mula-mula terasa gatal dan panasa seperti terbakar dibagian distal urethra. Kadang-kadang terdapat pula ereksi-erksi yang nyeri, demam dan leukositas. Tetapi pada 10% penderita terjadi tanpa gejala sama sekali, disebut urethtritis gonorrhoeica yang asimptomatik. Kemudian dari mulut urethra, akan keluar secret yang mukopurlen berwarna kuning.
Neiserria gonorrhoeae tidak bisa menyerang epitel squamus bertatah tetapi menyerang epitel stratifiedcollumnar. Penetrasi bakteri ke dinding urethra laki-laki lewat ruang intraseluler dan mencapai jaringan bawah epitel pada hari ke 3-4. Sel PMN, limfosit, sel plasma dan sel mast, segera muncul ditempat tersebut terutama didaerah kelenjar littre dan salurannya, serta Lacuna morgagni. Sejumlah besar leukosit dan serum yang mengandung gonococcus masuk ke lumen urethra menimbulkan secret yang khas disebut ecoulement. Sasluran kelenjar littre dapat tersumbat sehingga terbentuk retensi kista dan terjadi abses. Penyebaran bakteri selanjutnya melalui jaringan bawah epitel dan secara limfogen, menimbulkan prostatitis dan epididimitis. Keluhan prostatitis misalnya anyang-anyangan (dull pain) di daerah perineum dan dengan rectal touching (mesase prostat) dadpat dikeluarkan secret. Pada pemeriksaan klinis osteum urethraeksterna tampak merah bengkak dan ekteropion. 

2.    Urethritis posterior
Biasanya, terjadi 2 minggu sesudah urethritis akut. Keluhan yangtimbul sama dengan urethritis anterior, hanya tempat yang sakit di bagian proksimal urethra. Terdapat keluhan-keluhan miksi, seperti disuria, polakisuria, misuria bahkan hematuria.

3.    Pan urethritis yang menahun
Di sini gejala hanya ringan saja, berupa tetesan-tetesan nanah atau bercak padad celana pada pagi hari, yang disebut bonjour drops, la goutte millitaire atau good morning drops.
Penyembuhan diurethra menimbulkan striktura dimana epitel bertatah menggantikan epitel kolumnar yang rusak. Dalam hal ini pengobatan harus membuka saluran urethra yang tertutup itu  dengan alat-alat khusus.
Gejala pada wanita:
Sekitar 20-80%, gonorrhoe pada wanita bersifat asimptomatik. Pada wanita infeksinya bisa dibagi meurut letak organ, yaitu sebagai berikut:

a.  Gonorrhoe bagian bawah.
Gejala tampak pada serviks dan organ bawahnya, yaitu pada:
Ø Kelenjar serviks terdapat secret mukoporeulen.
Ø Kelenjar skene.
Ø Kelenjar bartholini, terjadi bartolinitis yang biasanya unilateral.
Ø Rectum, timbul proktitis.
Ø Vulva – vagina, terjadi vulvovaginitis.

b.  Gonorrhoe bagian tengah
Akan menyebabkan endometritis.

c.   Gonorrhoe bagian atas

Menyebabkan Pelvic inflammatory Disease (P.I.D), juga salpingitis (pada tuba falopii) yang biasanya bilateral dan bila kedua tuba sampai tertutup dapat menyebabakan sterilitas pada wanita. Sekitar 40%, gonorrhoe pada wanita disertai proctitis gonorrhoe-ica, karena hubungan seks melalui anus, sedang pada laki-laki proktitis terjadi pada homoseksual.
Selain gejala-gejala diatas, baik pada laki-laki maupun wanita, sering didapati adanya ekstragenital gonorrhoe pada farings. Hal itu dapat terjadi karena hubungan seks yang tidak wajar (fellatio, cunnilingus). Juga pada bayi baru lahir, gonococcus dapat menyerang mata karena mata berhubungan dengan vulva dan vagina ibu yang menderita gonorrhoe. Pencegahan dilakukan dengan tindakan crede yaitu dengan meneteskan 1% AgNo3 atau sekarang bisa pula dengan salep teramisin atau salep antibiotika yang lain, namun demikian sering gagal pada kondisi premature dan PRM. Gejala pada mata disebut conjunctivitis gonorrhoica atau gonoblenorrhoe dan bisa menimbulakan kebutaan.


Pada anak perempuan umur 2-8 tahun dapat terjadi vulvivaginitas karena epitel anak perempuan adalah kolumnar. Juga dapat disebabkan karena pH vagina yang alkalis.

c)  Komplikasi

1.    Septisemia (bakterimia), dengan gejala menggigil dan timbulnya lesi-lesi pada kulit berupa papula hemoragik atau pustule.
2.    Arthritis
Dapat terjadi oleh karena penyebaran secara hematogen. Bentuk ini sangat ganas dan infeksius, bisa menyerang satu atau dua sendi, biasanya ssendi lutut, pergelangan tangan dan siku. Namun demikian, pemeriksaan biakan dari cairan sendi seringkali negative.
3.    Osteomielitis
4.    Ondokarditis sub akut
5.    Meningitis
6.    Perihepatitis
7.    Peritonitis umum

d)  Penularan
Penularan infeksi Neiserria gonorrhoeae biasanya melalui hubungan seksual, tetapi dapat pula melalui benda yang baru saja terkontaminasi, misalnya handuk, sapu tangan, dan bantal.

e)  Diagnosis laboratorium
Untuk pengambiln bahan pemeriksaan, diperlukan prasarana sebagai berikut:
1.  Kapas steril.
2.  Lidi kapas (kapas yang diberi tangkai dengan panjang 10-20 cm) steril.
3.  Speculum vagina, khususn untuk pengambilan bahan pada wanita dari vagina dan serviks uteri.
4.  Tabung steril untuk mengirimkan bahan ke laboraturium atau lebih baik specimen dimasukkan kedalam medium transport.
Untuk specimen pada penderita laki-laki:
1.    berupa nanah yang keluar dari urethra.
2.    Bila terjadi urethritis posterior, bahan pemeriksaan diambil dengan cara memasukan lidi kapas steril yang dibasahi aquadest kedalam urethra.
3.    Dapat berupa hasil sentrifugasi dari urin.
4.    Pada prostatitis, specimen diperoleh dari endapan urin setelah pemijatan kelenjar prostat.
Selain itu, specimen pada wanita dan laki-laki juga bisa diambil dari rectum (prokitis), sendi (arthritis), mata (gonoblenorrhoe), darah (gonokoksemia), faring (faringitis), kulit (lesi kutaneus).
          Beberapa keadaan yang dapat merupakan rangsangan untuk maksud pengambilan specimen adalah:
1.      Rangsangan alamiah, misalnya menstruasi.
2.      Rangsangan fisiologis, misalnya koitu menggunakan kondom.
3.      Rangsangan artificial:
Ø  Mekanik, masasse urethra laki-laki dan masasse vesikuloprostat.
Ø  Khemis.
Ø  Minum alcohol.
Selanjutnya terhadap specimen dilakukan:
1.    Pemeriksaan langsung dengan pewarnaan Gram.
2.    Pembiakan pada medium selktif.
3.    Fermentasi gula.
4.    IFA (Imunne Flouresence Antibody) technique.

Pada diagnosis laboraturium, perlu diingat adanya bakteri atau organisme lain yang terdapat didaerah system urogenital eksterna yang sering ikut terambil oleh lidi kapas steril yang digunakan sehingga harus berhati-hati dalam menegakkan diagnosis gonorrhoe.

f)   Pengobatan
Untuk pengobatan, penisilin merupakan obat pilihan, tetapi sekarang diperlukan dosis yang sangat besar karena mekanisme resistensi bakteri.
1.    Procaine peniciline G (injeksi) atau ampicilin (per oral), yang dikombinasi dengan probenisid.
2.    Obat lainnya tetrasiklin, spektinomisin, kanamisin, dan golongan kuinolon.
Terdapat kesulitan untuk melakukan control terhadap penyakit gonorrhoe oleh karena beberapa hal berikut ini:
Ø  Masa inkubasi yang sangat pendek.
Ø  Adanya gonorrhoe asimptomatik.
Ø  Aktivitas seksual dengan partner seks yang banyak.
Ø  Kadar hambat minimal penisilin terhadap Neiserria gonorrhoeae yang makin meningkat.

g)  Pencegahan
1)  Profilaksis mekanis dengan kondom.
2)  Pendidikan kesehatan (helath education).
3)  Pencegahan dengan obat antimokroba tidak dianjurkan karena cenderung meningkatkan resistensi bakteri.
4)  Tindakan crede pada bayi baru lahir.




B.   Neisseria menigitidis
Neisseria menigitidis (meningokokus) merupakan bakteri kokus gram negatif yang secara alami hidup di dalam tubuh manusia. Meningokokus hanya menginfeksi manusia dan tidak pernah diisolasi dari hewan karena bakteri tidak bisa mendapatkan zat besi dari sumber lain selain manusia ( transferin dan laktoferin ).  Meningokokus bisa menyebabkan infeksi pada selaput yang menyelimuti otak dan sumsum tulang belakang (meningitis), infeksi darah dan infeksi berat lainnya pada dewasa dan anak-anak. Neisseria gonorhoeae, juga merupakan kokus gram negatif alami pada manusia, yang menyebabkan gonore, suatu penyakit menular seksual yang bisa mengenai uretra, vagina dan anus dan bisa menjalar ke sendi. Banyak spesies Neisseria yang secara normal hidup di tenggorokan dan mulut, vagina dan usus, tetapi mereka jarang menyebabkan infeksi.


   

                                     
      Neisseria menigitidis




1.    MORFOLOGI
Berbentuk diplococcus dan masing – masing coccus memiliki diameter 0,8 ,tidak bergerak, tidak berspora dan gram (-). Bentuk coccusnya menyerupai biji kopi. Pada koloni yang sudah tua atau yang sudah kontak dengan antibiotika, kuman menggelembung.

2.    Penyebarannya
pada daerah – daerah yang penduduknya padat penyakit yang disebabkan neisseria intra cellularis dapat terjadi secara epidemis. Penyakit dapat tersebar melalui cairan hidung atau mulut.



3.    Patogenitas
infeksi oleh neisseria intracellularis pada umumnya adalah anak – anak. Penyakit yang ditimbulkan berupa peradangan lokal yang selanjutnya kuman menyebar ke kelenjar getah bening lalu kesirkulasi darah untuk menuju ke meningen. Melalui proses perkontinutatum dari proses peradangan yang dekat dengan otak, misalnya : otitis media, mastoiditis, dan sinusitis.

4.    Sifat Biakan
Neisseria intaselullaris tumbuh baik di media yang mengandung serum atau darah dan suhu untuk tumbuh diantara 25 -43 c. suhu optimum :37 c, dan pH 7,4 – 7,6. pada serum agar koloni transparan, kecil lebih besar dari diplococcus pneumonia, bulat tepinya meninggi dan berwarna putih abu-abu. Permukaan seperti berembun koloni cepat mengadakan otolisis.  pada media cair tumbuh dekat permukaan dan menyebabkan kekeruhan seperti embun dan membentuk endapan pada dasar tabung dan membutuhkan O2 untuk pertumbuhan maksimal.

5.    Diagnosis
Standar emas diagnosis adalah isolasi N. meningitidis from sterile body fluid. Meningitidis dari cairan tubuh yang steril. Sebuah CSF spesimen dikirim ke laboratorium segera untuk identifikasi organisme. Diagnosis bergantung pada kultur organisme pada agar-agar cokelat piring. Pengujian lebih lanjut untuk membedakan spesies mencakup pengujian untuk oksidase , katalase (semua Neisseria klinis yang relevan menunjukkan reaksi positif) dan karbohidrat maltosa , sukrosa , dan glukosa tes di mana N. Meningitidis akan memfermentasi (yaitu, memanfaatkan) glukosa dan maltosa. Serologi menentukan subkelompok organisme.
Jika bakteri mencapai sirkulasi, maka kultur darah harus ditarik dan diproses sesuai.
Uji klinis yang digunakan saat ini untuk diagnosis penyakit meningokokus memakan waktu antara 2 dan 48 jam dan sering bergantung pada kultur bakteri baik dari darah atau cairan serebrospinal (CSF) sampel. Namun, reaksi rantai polimerase tes dapat digunakan untuk mengidentifikasi organisme bahkan setelah antibiotik telah mulai mengurangi infeksi. Sebagai penyakit memiliki risiko kematian mendekati 15% dalam waktu 12 jam infeksi, sangat penting untuk memulai pengujian secepat mungkin tapi tidak untuk menunggu hasil sebelum memulai terapi antibiotik.


6.    Pengobatan
Infeksi meningitidis harus dirawat di rumah sakit segera untuk pengobatan dengan antibiotik. generasi ketiga sefalosporin (misalnya sefotaksim, ceftriaxone, dll) harus digunakan untuk mengobati infeksi meningokokus yang dicurigai atau terbukti budaya sebelum hasil kerentanan. Empiris pengobatan harus diusahakan jika LP tidak dapat dilakukan dalam waktu 30 menit masuk ke ED!. Sementara pengobatan antibiotik dapat mempengaruhi hasil dari sebuah LP (budaya / sensi), diagnosis dapat didirikan atas dasar darah-budaya dan ujian klinis.

7.    Pencegahan
Semua kontak terbaru dari pasien yang terinfeksi selama 7 hari sebelum timbulnya harus menerima obat untuk mencegah mereka dari tertular infeksi Hal ini terutama mencakup anak-anak dan pengasuh anak mereka atau nursery-sekolah kontak, serta siapa saja yang telah kontak langsung dengan pasien melalui ciuman, berbagi peralatan, atau intervensi medis seperti mulut-ke mulut resusitasi . Siapapun yang sering makan, tidur atau tinggal di rumah pasien selama 7 hari sebelum timbulnya gejala, atau mereka yang duduk di samping pasien pada penerbangan pesawat dari 8 jam atau lebih, juga harus menerima kemoprofilaksis .
Saat ini ada tiga vaksin ini tersedia di AS untuk mencegah penyakit meningokokus. Semua tiga vaksin yang efektif terhadap serogrup yang sama: A, C, Y, dan W-135. Dua vaksin konjugat meningokokus (MCV4) diizinkan untuk penggunaan di AS vaksin konjugasi pertama berlisensi pada tahun 2005, kedua pada 2010. Vaksin konjugasi adalah vaksin yang lebih disukai untuk orang 2 sampai 55 tahun. Sebuah vaksin polisakarida meningokokus (MPSV4) telah tersedia sejak 1970-an dan adalah vaksin meningokokus hanya dilisensikan untuk orang tua dari 55. MPSV4 dapat digunakan pada orang usia 2 - 55 tahun jika MCV4 vaksin tidak tersedia atau kontraindikasi. Informasi tentang siapa yang harus menerima vaksin meningokokus tersedia dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) .