Makassar
siang hari, tiga dua derajat celcius, panas!. Aku menyusuri jalan sambil
sesekali menunduk, berusaha menghindarkan wajahku dari panas sinar mentari yang
membakar. Deuh... seharusnya aku tidak keluar saat cuaca sepanas ini. Rasanya
pengen cepat-cepat sampai rumah. Seorang supir angkutan umum berseru,
“Limbung-Takalar..!”. Tertulis di kaca depan mobil merah tersebut “Nanabase”, singkatan
dari “Naik naung banngimi seng”, ini kendaraan yang berputar-putar di jalur Makassar-Takalar.
Tak ingin lama berpanas-panas, langsung saja aku naik ke angkutan umum itu.
Sepanjang
perjalanan pulang aku hanya diam, menyaksikan hiruk-pikuk kota Makassar tengah hari.
Kendaraan lalu-lalang, pedagang yang sibuk menjajakan dagangannya, angkutan umum
yang sesekali berhenti untuk menaikkan ataupun menurunkan penumpang, dan segala
macam toko di pinggir jalan. Perhatianku teralih saat menyaksikan dua orang ibu
paruh baya di hadapanku yang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat. Lama
aku memperhatikan mereka, ternyata bukan hanya yang dua orang tadi, tapi masih ada
dua orang yang lainnya; seorang ibu yang kutaksir umurnya kira-kira tiga puluh tahunan,
di sampingnya duduk seorang laki-laki yang kemungkinan umurnya tidak jauh dari ibu-ibu
tadi. Mereka semua berbicara dengan menggunakan bahasa isyarat. Masya Allah.. ternyata
keempat-empatnya tunarungu. Mereka asyik berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
yang hanya dimengerti oleh mereka. Aku tertarik untuk memperhatikan saat mereka
menunjuk objek di luar mobil, entah itu suatu bangunan atau apalah, kemudian mereka
menggunakan tangan, mimik wajah, dan beberapa macam gerakan yang sama sekali tak
kumengerti. Mereka terus saja berkomunikasi satu sama lain, sama sekali tak terganggu
dengan dunia luar, tak juga memperdulikanku yang dari tadi memperhatikan mereka,
seakan dunia mereka adalah milik mereka sendiri. Melihat mereka, aku bertanya pada
diriku sendiri, “tidakkah seharusnya aku bersyukur?”. Aku yang begitu banyak memperoleh
nikmat dari Allah, tapi kadang masih saja merasa kekurangan. Maha Suci Allah Yang
telah menciptakan makhluk-Nya dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar