Tiap orang mungkin punya mimpi
Tapi hanya sedikit yang mau menuliskannya
Dari sedikit yang menuliskannya
Lebih sedikit lagi yang berusaha keras tuk merealisasikannya
Dan dari yang berusaha keras merealisasikannya
Hanya segelintir orang yang mampu memvisualisasikannya
Hingga akhirnya mewujud menjadi nyata
Belajar dari para pemimpi. Umar bin Abdul Aziz, seorang khalifah yang zuhud, senang beribadah dan berjihad, suatu kali pernah berkata. “Sesungguhnya jiwaku adalah jiwa yang mempunyai banyak impian. Aku pernah bermimpi menjadi amir, aku telah mendapatkannya. Aku bermimpi menjadi seorang khalifah, juga telah ku dapatkan. Sekarang, mimpiku adalah surga, dan aku berharap mendapatkannya.”
Ya! Tingkatan paling tinggi dari seorang pemimpi adalah ketika ia mampu memvisualisasikan mimpinya hingga akhirnya menjadi sebuah kenyataan. Tak banyak memang yang bisa melakukannya. Hanya orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam mimpinya-lah yang mampu merealisasikannya.
Visualisasi mimpi bukanlah hal yang muncul begitu saja. Seorang pemimpi tak bisa serta merta memvisualisasikan mimpinya tanpa usaha sungguh-sungguh dalam dirinya dan tanpa doa yang sungguh-sungguh pula pada Tuhannya.
Ketika ia menuliskan mimpinya, maka akan ada keyakinan dalam diri untuk bisa merealisasikannya. Namun tentu saja akan ada banyak rintangan untuk merealisasikannya. Bagi mereka yang tak siap memperjuangkan mimpinya, maka mimpi itu hanya akan terus tetap berada dalam kertas tanpa aksi nyata. Bagi mereka yang bersungguh-sungguh memperjuangkan mimpinya, maka merekalah yang mampu untuk merealisasikan mimpinya. Dan bagi mereka yang berjuang penuh kesungguhan disertai kesungguhan doa-lah, yang mampu memvisualisasikan mimpi dan atas kehendak-NYA mimpi itu terealisasi.
Namun jika pada akhirnya atas kehendak-NYA, mimpi itu tak terealisasi sesuai visualisasi mimpinya, ia tetap optimis bahwa yang ia dapatkan sekarang adalah yang terbaik dari-NYA. Orang yang seperti ini, yang melakukan sesuatu penuh kesungguhan disertai kesungguhan pula dalam berdoa, tak kan merasa sia-sia atas apa yang dilakukan untuk merealisasikan mimpi walau akhirnya tak sesuai dengan apa yang ia visualisasikan.
Perhatikan lagi, sejarah juga menulis tentang perjuangan Umar bin Abdul Aziz. Kala diangkat menjadi pemimpin, ia tanggalkan kemewahan-kemewahan yang pernah dinikmatinya. Ia ganti kemewahan itu dengan segenap kesederhanaan. Ia bahkan meminta keluarganya untuk turut serta hidup dalam kesederhanaan itu. Yunus bin Syuaib bahkan berkata, “Sebelum menjadi khalifah, tali seluarnya masuk ke dalam perutnya yang besar. Namun, ketika dia menjadi khalifah, dia sangat kurus. Bahkan jika saya menghitung jumlah tulang rusuknya tanpa menyentuhnya, pasti saya boleh menghitungnya.” Bukan hanya itu, Umar bin Abdul Aziz juga dikenal sebagai pemimpin yang menolak imbalan dalam bentuk apapun. Subhanallah.. Allah memperkenankan Umar bin Abdul Aziz memperoleh keinginannya untuk menjadi khalifah dan Umar menjalankannya dengan penuh kesungguhan, perjuangan dan pengorbanan untuk menggapai cita-cita yang lain, syurga!.
Selamat bermimpi!!!!
^_^
bermimpilah!!!! nice posting dek.... ^_^
BalasHapusn_n
BalasHapus