Sabtu, 08 September 2012

Bersyukurlah Selalu


Makassar siang hari, tiga dua derajat celcius, panas!. Aku menyusuri jalan sambil sesekali menunduk, berusaha menghindarkan wajahku dari panas sinar mentari yang membakar. Deuh... seharusnya aku tidak keluar saat cuaca sepanas ini. Rasanya pengen cepat-cepat sampai rumah. Seorang supir angkutan umum berseru, “Limbung-Takalar..!”. Tertulis di kaca depan mobil merah tersebut “Nanabase”, singkatan dari “Naik naung banngimi seng”, ini kendaraan yang berputar-putar di jalur Makassar-Takalar. Tak ingin lama berpanas-panas, langsung saja aku naik ke angkutan umum itu.
Sepanjang perjalanan pulang aku hanya diam, menyaksikan hiruk-pikuk kota Makassar tengah hari. Kendaraan lalu-lalang, pedagang yang sibuk menjajakan dagangannya, angkutan umum yang sesekali berhenti untuk menaikkan ataupun menurunkan penumpang, dan segala macam toko di pinggir jalan. Perhatianku teralih saat menyaksikan dua orang ibu paruh baya di hadapanku yang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat. Lama aku memperhatikan mereka, ternyata bukan hanya yang dua orang tadi, tapi masih ada dua orang yang lainnya; seorang ibu yang kutaksir umurnya kira-kira tiga puluh tahunan, di sampingnya duduk seorang laki-laki yang kemungkinan umurnya tidak jauh dari ibu-ibu tadi. Mereka semua berbicara dengan menggunakan bahasa isyarat. Masya Allah.. ternyata keempat-empatnya tunarungu. Mereka asyik berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang hanya dimengerti oleh mereka. Aku tertarik untuk memperhatikan saat mereka menunjuk objek di luar mobil, entah itu suatu bangunan atau apalah, kemudian mereka menggunakan tangan, mimik wajah, dan beberapa macam gerakan yang sama sekali tak kumengerti. Mereka terus saja berkomunikasi satu sama lain, sama sekali tak terganggu dengan dunia luar, tak juga memperdulikanku yang dari tadi memperhatikan mereka, seakan dunia mereka adalah milik mereka sendiri. Melihat mereka, aku bertanya pada diriku sendiri, “tidakkah seharusnya aku bersyukur?”. Aku yang begitu banyak memperoleh nikmat dari Allah, tapi kadang masih saja merasa kekurangan. Maha Suci Allah Yang telah menciptakan makhluk-Nya dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar