Senin, 28 Mei 2012

Masa Mudamu => Hidupmu yang Sebenarnya


Pernah tidak mendengar kakek atau nenek kita saat mereka bercerita, “Cu, waktu kakek masih muda...”. 
Nah, ada apa dengan masa muda?.
Al-Qur`an banyak bercerita tentang sosok pemuda yang mampu mewujudkan perubahan dengan keunggulan pribadi yang kuat. Mereka memiliki prinsip dan sikap yang jelas dalam mewujudkan perubahan tersebut. Bukan keunggulan kepribadian saja yang kuat, tetapi keunggulan tersebut sangat dibutuhkan oleh zamannya.
Sosok Ibrahim, pemuda cerdas serta kritis terhadap ideologi dan keyakinan yang dianut masyarakat sekitarnya, termasuk orang tuanya sendiri. “Dan ingatlah waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar: ”Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.” (QS.  Al-An`am:74).
Nabi Ibrahim mampu mematikan logika sesat Aazar dan Namrud. Dengan gagah berani dan keyakinan yang tinggi dia mendebat Namrud [QS. Al-Anbiya [21]: 52-71]. Keunggulan logika Ibrahim tersebut sangat tepat dengan zamannya.
Kemudian, lihatlah seorang Daud muda, dengan keberanian dan kemilitansian yang tinggi membawa misi membunuh rezim tirani Jalut dengan ketapelnya dalam sebuah pertempuran. Dengan izin Allah, keberanian dan kemilitansian yang mengantarkan Daud pada kemenangan bahkan akhirnya membentuk sebuah kerajaan multinasional. “Maka mereka mengalahkannya dengan izin Allah, dan Daud membunuh Jalut. Kemudian Allah memberinya (Daud) kerajaan dan hikmah dan mengajarinya apa yang Dia kehendaki. “ (QS. Al-Baqarah:251)
Seorang Yusuf muda, dengan kematangan kepribadian dan kecerdasan dalam mengelola keuangan, dengan izin Allah mampu memberikan perubahan dan menyelamatkan negeri Mesir dari krisis ekonomi kronis dan mengembalikannya dalam kemakmuran. (QS. Yusuf: 54-56). Bahkan dengan kematangan kepribadian dan kesholihanya dia dapat mengalahkan gejolak syahwat kepemudaanya terhadap Zulaikha. Keunggulan pribadi dan pengelolaan ekonomi yang dimiliki oleh Yusuf sangat tepat dengan zamannya.
Dalam QS. al-Buruuj, Allah menceritakan tentang sekelompok pemuda (ashabul ukhdud) yang memberontak, memperjuangkan haknya untuk beriman kepada Allah, melawan para rezim tirani para pembesar Najran di Yaman, di tengah-tengah masyarakat yang tidak berdaya. Para pemuda tersebut dimasukkan dalam parit. Ketika api dalam parit membakar mereka, justeru membakar semangat perlawanan masyarakat. Mereka ikut terjun dalam parit tersebut, sehingga kekuasaan pembesar Najran tidak ada artinya, karena sudah tidak memiliki rakyat.
Adapun kisah Ashabul kahfi, mereka melakukan perlawanan dengan jalan uzlah dan strategi bawah tanah.
Lihatlah sosok sahabat-sahabat Rasulullah, sebagian besar dari mereka adalah  pemuda. Pemuda Islam yang gagah berani serta benar-benar menggunakan masa mudanya untuk kemuliaan Islam. Mereka muda tapi dewasa, memiliki kepribadian yang matang serta tsabbat, punya sikap dan pantang menyia-nyiakan waktu mudanya dengan kelalaian.
Masa muda merupakan masa-masa terindah yang Allah beri. Di sana ada banyak peluang untuk berprestasi, berkreasi dan berinovasi. Masa muda penuh karya, penuh makna dan hikmah.
Allah memberikan masa muda yang sama bagi setiap orang, yang membedakan adalah penyikapan terhadap masa yang Allah berikan tersebut, apakah akan dipergunakan dengan hal-hal yang bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat atau menyia-nyiakannya dengan segala macam kesenangan sesaat. Jangan sampai muara dari masa muda adalah penyesalan di masa tua.
Sangatlah bijak jika masa muda dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Berikut beberapa hal yang dapat membuat masa muda bikin hidup lebih hidup…


1. Beribadah dan beramal sholeh
Aspek ibadah dan amal sholeh sangatlah luas. Bukan hanya ibadah maghdhoh saja yang berbuah amal sholeh, tetapi setiap pekerjaan yang diniatkan karena Allah dan tidak melanggar hukum-hukum syariah merupakan bentuk dari amal sholeh. Ketika seseorang belajar, sekolah, mengurus anak, bekerja bahkan hanya sekedar membersihkan lantai dan memasak, jika dibingkai dengan niat yang ikhlas karena Allah maka hal tersebut akan menjadi amal kebaikan. “Katakanlah (Muhammad), sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah  untuk Allah, Tuhan seluruh alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim).” (Qs. Al-An`am: 162-163).


2. Belajar dan mengkaji ilmu-ilmu Allah
Masa muda adalah masa kekuatan. Salah satu bentuk dari wujud syukur terhadap Allah adalah menggunakan seluruh kekuatan (akal, fisik dan ruh) yang Allah berikan dengan baik dan tanpa kesia-siaan. Belajar dan terus mengkaji ilmu merupakan bentuk wujud syukur manusia pada Allah, karena akal, fisik dan ruh yang Allah berikan bersinergis dalam mengkaji ilmu-ilmu Allah yang tak terhitung banyaknya. “Tuhan yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan menjadikan jalan-jalan diatasnya bagimu dan yang menurunkan air (hujan) dari langit, kemudian Kami tumbuhkan dengannya aneka macam tumbuh-tumbuhan. Makanlah dan gembalakanlah hewan-hewanmu. Sungguh, pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.” (Qs. Thaaha: 53-54). Sosok Ibrahim telah mencontohkan.


3. Berprestasi
Nilai dari prestasi bukan hanya terbatas dari prestasi belajar dan sekolah saja. Banyak prestasi-prestasi yang bisa di raih pada masa muda. Seorang Yusuf telah mencontohkan prestasi yang spektakuler, yaitu mengalahkan nafsu syahwatnya terhadap Zulaikha yang sama sekali bukan isterinya, padahal mudah saja bagi Yusuf untuk memenuhi nafsu syawhatnya tersebut, tapi keteguhan terhadap tali Allah mengalahkan segalanya. Di usia mudanya juga ia telah mampu “menyelamatkan” sebuah negara besar dari krisis ekonomi. Prestasi dalam membentuk jadi diri sesuai dengan nilai-nilai Islam, prestasi dalam berbakti pada orang tua, prestasi dalam berdakwah, prestasi dalam mengendalikan hawa nafsu, dsb.
Wallahua`lam bi shawwab… 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar