Family Neisseriaceae mencakup special Neisseria dan Moraxella (Branhamella) catarrhalis disamping spesies Acinetobacter,
Kingella dan Moraxella. Neisseria adalah coccus gram negative yang biasanya tampak
berpasangan. Neisseria gonorrhoea(gonokokus) dan Neiserria meninngitidis (meningokokus) bersifat patogen pada manusia,
bakteri-bakteri ini secara khas ditemukan bersama atau didalam sel
polimorfonuklir. Beberapa Neisseria merupakan penghuni normal pada saluran pernapasan
manusia, jarang menimbulkan penyakit, dan hidup diluar sel (ekstraseluler).
Gonokokus
dan meningokokus memiliki hubungan yang erat, dengan 70% homologi DNA, keduanya
dibedakan dengan beberapa tes laboratorium dan sifat khasnya. Meningokokus
jarang memiliki plasmid, sedangkan Gonokokus punya. Yang terpenting, kedua
spesies ini dibedakan olegh gambaran klinis umum dari penyakit yang
ditimbulkannya. Meningokokus secara khas ditemukan di saluran pernapasan abgian
atas dan menyebabkan meningitis, sedangkan gonokokus menyebabkan infeksi
saluran kelamin.
Ciri khas Neisseria adalah diplococcus gram negatife, tak bergerak,
diiametrnya kira-kira 0,8 µm. Bila sendiri-sendiri, coccus berbetuk seperti
ginjal, bila organism ini terlihat berpasangan bagian yang rata atau vekung
saling berdekatan.
Bila
ditanam pada perbenihan yang diperkaya (misalnya Mueller Hinton, dimodifikasi
oleh Thayer Martin), dalam 48 jam Gonokokus dan Meningokokus akan membentuk
koloni mukoid, cembung, mengkilat dan mennonjol.
Neisseria paling baik tumbuh pada lingkungan aerob, tetapi ada
beberapa yang tumbuh dilingkungan anaerob. Kebanyakan bakteri ini meragikan
karbohidrat, membentuk asam, tetapi tidak menghasilkan gas.
Gonokokus
dan Meningokokus paling baik tumbuh pada perbenihan yang mengandung zat-zat
organic kompleks seperti darah yang dipanaskan, hemin atau protein hewan dan
dalam atmosfer yang mengandung C02 5%. Bakteri ini dengan cepat mati
oleh pengeringan, sinar matahari, pemanasan basah dan berbagai desinfektan.
Neisseria biasanya
terisolasi di Thayer-Martin
agar -sebuah plate agar
yang mengandung antibiotik
( Vankomisin
, Colistin
, nistatin
, dan kotri
) dan nutrisi yang memfasilitasi pertumbuhan spesies Neisseria sementara
menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur mengkontaminasi. Further testing to differentiate the species includes
testing for oxidase (all clinically relevant Neisseria show a
positive reaction) and the carbohydrates maltose , sucrose , and glucose test in which N. Pengujian lebih lanjut
untuk membedakan spesies mencakup pengujian untuk oksidase
(semua Neisseria klinis yang relevan menunjukkan reaksi positif) dan karbohidrat
maltosa
, sukrosa
, dan glukosa
tes di mana N. gonorrhoeae will only
oxidize (that is, utilize) the glucose. gonorrhoeae hanya akan
mengoksidasi (yaitu, memanfaatkan) glukosa.
A. Neisseria
gonorrhoeae
Neisseria gonorrhoeae, juga dikenal sebagai gonokokus
(jamak), atau gonokokus (tunggal), adalah spesies Gram-negatif biji kopi berbentuk diplococci bakteri bertanggung jawab atas infeksi menular seksual gonore . Bakteri ini menyebabkan
penyakit gonorrhoe atau kencing nanah. Penyakit ini merupakan penyakit kelamin
yang sering terjadi dan manusia merupakan satu-satunya hospes alamiah.
Istilah gonorrhoe mula-mula diperkenalkan oleh
Galen pada 130 tahun sebelum masehi. Penyakit ini sudah dikenal orang sejak zaman tiongkok purba dan mesir purba.
Pada tahun 1874, Neisser menemukan penyebab penyakit ini dari secret purulen
dari urethra seorang yang menderita urethritis akut, vaginitas dan pada secret
mata penderita konjungtivitas akut. Pada tahun 1885, Bumm berhasil membiakan
kultur murni kuman ini dan berhasil menularkan penyakit ini dengan jalan
menginokulasikannya pada sukarelawan.
1.
Morfologi dan
pewarnaan.
Dari
secret urethra yang purulen (ecoulemnet) yang dibuat apusan, tampak bakteri Neiserria gonorrhoeae berbentuk oval
dengan ukuran 0,8 µm x 0,6 µm, berpasangan (kadang-kadang breupa
single coccus) dan berhadapan menurut sumbu panjangnya menyerupai biji kopi.
Dari biakan murni, 25% tampak dalam betuk berpasangan / diplococcus, 75% tampak
single coccus, tetras 8 atau lebih.
Letak
bakteri didalam specimen bisa terletak dalam sel PMN pada stadium akut, atau
diluar sel pada stadium yang lanjut. Neiserria
gonorrhoeae tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Bakteri ini tidak
berkapsul, kecuali pada varians yang mukkoid terdapat kapsul yang dapat dilihat
dengan pewarnaan negative atau tes Quellung..
Pada
pewarnaan Gram, bersifat Gram negative. Dapat diwarnai baik dengan metilen blue
+ eosin. Hasil pewaranaan terbaik adalah
dengan pewarnaan polikromasi, misalnya dengan pewarnaan Pappheim saashoff dengan
bahan methyl green-pyronine. Deteksi terhadap Neiserria gonorrhoeae dapat pula dengan fluorescent antibody staining.
2.
Perbenihan dan reaksi
biokimia.
Neisseria
yang kokus Gram-negatif yang membutuhkan suplemen nutrisi untuk tumbuh di dalam
kultur laboratorium. Khususnya, mereka
tumbuh pada agar-agar
cokelat dengan karbon
dioksida . Coccus ini adalah fakultatif intraseluler dan biasanya
muncul secara berpasangan (diplococci), dalam bentuk biji kopi.. N. Dari sebelas spesies Neisseria
yang mengkolonisasi manusia, hanya dua yang patogen. gonorrhoeae adalah agen
penyebab gonore (juga disebut "The Clap," yang berasal
dari kata Perancis "clapier," yang berarti "bordil") dan
ditularkan melalui kontak seksual
.
Pada
media sederhana sukar tumbuh dan diperlukan medium yang diperkaya. Bersifat
aerob, suhu optimal yang dibutuhkan adalah 34°-37°C dengann pH 7,2-7,6.
Pertumbuhan terhenti pada suhu 30°C atau ± 38,5°C. untuk pertumbuhannya juga
memerlukan Co2 2-10%(sungkup lilin).
Koloni
yang tumbuh pada agar coklat (CAP) yang diinkubasikan 48 jam, berbentuk bulat,
konveks, halus, berwarna putih keabuan dengan diameter 0.5-1 mm. pada inkubasi
lebih lanjut koloni menjadi besar, kasar permukaannya, konsistensinya lunak.
Media selektif yang biasa digunakan adalah Thayer Martin yang terdiri atas agar
coklat yang mengandung:
Ø Vankomisin untuk menghambat bakteri Gram positif.
Ø Kolistimetat untuk menghambat bakteri Gram negative.
Ø Nistatin untuk menghambat jamur.
Pada
medium ini, setelah inkubasi 48 jam akan tampak koloni yang transparan. Sedikit
cembung, halus mukoid dan kecil-kecil sperti ujung jarum. Neiserria non pathogen (Neiserria
sicca, Neiserria catarrhalis) tidak tumbuh pada media ini. Media yang
digunakan unutk media transport adalah sedium Muller Hinton dan Transgrow.
Koloni
genus Neiserria menghasilkan
indofenol oksidase sehingga memberikan tes oksidase positif. Tes oksidase
dilakukan dengan meneteskan reagens 1% tetrametil parafenilen diamin
monohidrokhlorid pada koloni maka koloni akan berubah menjadi merah jambu dan
makin lama menjadi hitam. Dalam tes ini, reagens tersebtu membunuh
mikroorganisme tetapi tidak merubah morfologi dan sifat pewarnaan. Tes oksidase
terganggu oleh adanya asam yang dihasilkan pada proses peragian terhadap
karbohidrat, tetapi dapat diatasi dengan penambahan Natrium bicarbonate. Perlu
diingat bahwa tes oksidase positif juga diberikan oleh beberapa koloni dari
genus lain, misalnya:
Ø Pseudomonas
Ø Aeromonas
Ø Acinotobacter
Ø Bordetella
Ø Haemophillus
Ø Pasteurella
Ø
Golongan
ragi ( yeast)
Neiserria gonorrhoeae
meragikan glukosa dengan membentuk asam tanpa gas dan tidak meragikan
gula-gula lainnya.
3.
Daya tahan tubuh.
Dalam
keadaan kering, bakteri mati dalam 1-2 jam, dan dengan pemanasan basah suhu
55°C bakteri mati dalam 5 menit. Pada pemberian argentum nitrat (AgNo3)
1/4000 bakteri mati dalam 2 menit dan biakan pada suhu kamar mati dalam 1-2
hari, sedangkan biakan pada 37°C mati dalam 406 hari.
Gonococcus
sangat peka terhadap sulfonamide dan penisilin, tetapi galur yang panas cepat
resisten terhadap sulfonamide. Gonococcus dapat mengandung plasmid yang
menurunkan sifat genetic dengan menghasilkan beta-laktamase yang menyebabkan
resisten terhadap penisilin.
4.
Variabilitas.
Ada
5 macam tipe koloni berdasarkan perbedaan pada antigen permukaan. Tipe 1 dan 2
virulen untuk manusia, sedangkan tipe 3, 4, 5 avirulen. Tipe yang virulen
relative resisten terhadap fagositosis oleh sel PMN (polimorfonukleur) dan tipe
ini mempunyai pili.
5.
Struktur antigen.
Antigen
gonococcus adalah kompleks, tersusun dari lipid-karbohidrat nukleo-protein.
Bila fraksi glikolipid disuntikkan pada kelinci akan memberikan titer presipitin
yang tinggi, tetapi titer aglutinin rendah. Fraksi nukleo protein dari Neiserria gonorrhoeae idebntik dengan Neiserria meningitides dan pneumococcus tipe tertentu. Antigen
lainnya, yaitu berupa antigen pili.
Meskipun
terdapat antibody mucosal Ig A, dan Ig M juga Ig G serum yang bersifat
bakterisidal in vitro, tetapi tidak ada imunitas pada manusia. Pada simpanse
pernah diadakan percobaan vaksinasi dan menimbulkan kekebalan, tetapi pada
manusia belum berhabsil.
6.
Metabolit bacterial.
Gonococcus
menghasilkan metabolit yang pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu
metabolit toksin dan toksin.
a)
Metabolit non toksin
Ø Polisakarida spesifik
Ø Enzim katalase
Ø Enzim endofenol oksidase
a)
Toksin
Sel bakteri
mengandung endotoksin yang mampu membunuh hewan percobaan bila disuntikan dalam
jumlah besar. Endotoksin ini mirip dengan endotoksin meningococcus.
b)
Bentuk klinis.
Masa inkubasi penyakit bervariasi antara 1-32 hari, biasanya sekitar 4
hari atau 2-8 hari.
Gejala pada
laki-laki:
1.
Urethritis anterior
acuta.
Keluhan
mula-mula terasa gatal dan panasa seperti terbakar dibagian distal urethra.
Kadang-kadang terdapat pula ereksi-erksi yang nyeri, demam dan leukositas.
Tetapi pada 10% penderita terjadi tanpa gejala sama sekali, disebut urethtritis gonorrhoeica yang
asimptomatik. Kemudian dari mulut urethra, akan keluar secret yang mukopurlen
berwarna kuning.
Neiserria gonorrhoeae tidak bisa menyerang
epitel squamus bertatah tetapi menyerang epitel stratifiedcollumnar. Penetrasi bakteri ke dinding urethra laki-laki
lewat ruang intraseluler dan mencapai jaringan bawah epitel pada hari ke 3-4.
Sel PMN, limfosit, sel plasma dan sel mast, segera muncul ditempat tersebut
terutama didaerah kelenjar littre dan
salurannya, serta Lacuna morgagni. Sejumlah
besar leukosit dan serum yang mengandung gonococcus masuk ke lumen urethra
menimbulkan secret yang khas disebut ecoulement.
Sasluran kelenjar littre dapat
tersumbat sehingga terbentuk retensi kista dan terjadi abses. Penyebaran
bakteri selanjutnya melalui jaringan bawah epitel dan secara limfogen,
menimbulkan prostatitis dan epididimitis. Keluhan prostatitis misalnya
anyang-anyangan (dull pain) di daerah perineum dan dengan rectal touching
(mesase prostat) dadpat dikeluarkan secret. Pada pemeriksaan klinis osteum
urethraeksterna tampak merah bengkak dan ekteropion.
2.
Urethritis posterior
Biasanya,
terjadi 2 minggu sesudah urethritis akut. Keluhan yangtimbul sama dengan
urethritis anterior, hanya tempat yang sakit di bagian proksimal urethra. Terdapat
keluhan-keluhan miksi, seperti disuria, polakisuria, misuria bahkan hematuria.
3.
Pan urethritis yang
menahun
Di sini gejala hanya ringan saja, berupa
tetesan-tetesan nanah atau bercak padad celana pada pagi hari, yang disebut bonjour drops, la goutte millitaire atau
good morning drops.
Penyembuhan diurethra menimbulkan striktura
dimana epitel bertatah menggantikan epitel kolumnar yang rusak. Dalam hal ini
pengobatan harus membuka saluran urethra yang tertutup itu dengan alat-alat khusus.
Gejala pada wanita:
Sekitar 20-80%, gonorrhoe pada wanita bersifat
asimptomatik. Pada wanita infeksinya bisa dibagi meurut letak organ, yaitu
sebagai berikut:
a.
Gonorrhoe bagian
bawah.
Gejala tampak pada
serviks dan organ bawahnya, yaitu pada:
Ø Kelenjar serviks terdapat secret mukoporeulen.
Ø Kelenjar skene.
Ø Kelenjar bartholini, terjadi bartolinitis yang biasanya unilateral.
Ø Rectum, timbul proktitis.
Ø Vulva – vagina, terjadi vulvovaginitis.
b.
Gonorrhoe bagian
tengah
Akan menyebabkan
endometritis.
c.
Gonorrhoe bagian atas
Menyebabkan
Pelvic inflammatory Disease (P.I.D),
juga salpingitis (pada tuba falopii) yang biasanya bilateral dan bila kedua
tuba sampai tertutup dapat menyebabakan sterilitas pada wanita. Sekitar 40%,
gonorrhoe pada wanita disertai proctitis
gonorrhoe-ica, karena hubungan seks melalui anus, sedang pada laki-laki
proktitis terjadi pada homoseksual.
Selain
gejala-gejala diatas, baik pada laki-laki maupun wanita, sering didapati adanya
ekstragenital gonorrhoe pada farings. Hal itu dapat terjadi karena hubungan
seks yang tidak wajar (fellatio,
cunnilingus). Juga pada bayi baru lahir, gonococcus dapat menyerang mata
karena mata berhubungan dengan vulva dan vagina ibu yang menderita gonorrhoe.
Pencegahan dilakukan dengan tindakan crede
yaitu dengan meneteskan 1% AgNo3 atau sekarang bisa pula dengan
salep teramisin atau salep antibiotika yang lain, namun demikian sering gagal
pada kondisi premature dan PRM. Gejala pada mata disebut conjunctivitis gonorrhoica atau gonoblenorrhoe
dan bisa menimbulakan kebutaan.
Pada
anak perempuan umur 2-8 tahun dapat terjadi vulvivaginitas karena epitel anak
perempuan adalah kolumnar. Juga dapat disebabkan karena pH vagina yang alkalis.
c)
Komplikasi
1.
Septisemia
(bakterimia), dengan gejala menggigil dan timbulnya lesi-lesi pada kulit berupa
papula hemoragik atau pustule.
2.
Arthritis
Dapat terjadi oleh
karena penyebaran secara hematogen. Bentuk ini sangat ganas dan infeksius, bisa
menyerang satu atau dua sendi, biasanya ssendi lutut, pergelangan tangan dan
siku. Namun demikian, pemeriksaan biakan dari cairan sendi seringkali negative.
3.
Osteomielitis
4.
Ondokarditis sub akut
5.
Meningitis
6.
Perihepatitis
7.
Peritonitis umum
d)
Penularan
Penularan
infeksi Neiserria gonorrhoeae biasanya
melalui hubungan seksual, tetapi dapat pula melalui benda yang baru saja
terkontaminasi, misalnya handuk, sapu tangan, dan bantal.
e)
Diagnosis
laboratorium
Untuk pengambiln bahan pemeriksaan, diperlukan prasarana sebagai
berikut:
1.
Kapas steril.
2.
Lidi kapas (kapas
yang diberi tangkai dengan panjang 10-20 cm) steril.
3.
Speculum vagina,
khususn untuk pengambilan bahan pada wanita dari vagina dan serviks uteri.
4.
Tabung steril untuk
mengirimkan bahan ke laboraturium atau lebih baik specimen dimasukkan kedalam
medium transport.
Untuk specimen pada
penderita laki-laki:
1.
berupa nanah yang
keluar dari urethra.
2.
Bila terjadi
urethritis posterior, bahan pemeriksaan diambil dengan cara memasukan lidi
kapas steril yang dibasahi aquadest kedalam urethra.
3.
Dapat berupa hasil
sentrifugasi dari urin.
4.
Pada prostatitis,
specimen diperoleh dari endapan urin setelah pemijatan kelenjar prostat.
Selain
itu, specimen pada wanita dan laki-laki juga bisa diambil dari rectum
(prokitis), sendi (arthritis), mata (gonoblenorrhoe), darah (gonokoksemia),
faring (faringitis), kulit (lesi kutaneus).
Beberapa keadaan yang dapat merupakan
rangsangan untuk maksud pengambilan specimen adalah:
1. Rangsangan alamiah, misalnya menstruasi.
2. Rangsangan fisiologis, misalnya koitu menggunakan kondom.
3. Rangsangan artificial:
Ø Mekanik, masasse urethra laki-laki dan masasse vesikuloprostat.
Ø Khemis.
Ø
Minum alcohol.
Selanjutnya terhadap specimen dilakukan:
1.
Pemeriksaan langsung
dengan pewarnaan Gram.
2.
Pembiakan pada medium
selktif.
3.
Fermentasi gula.
4.
IFA (Imunne
Flouresence Antibody) technique.
Pada
diagnosis laboraturium, perlu diingat adanya bakteri atau organisme lain yang
terdapat didaerah system urogenital eksterna yang sering ikut terambil oleh
lidi kapas steril yang digunakan sehingga harus berhati-hati dalam menegakkan
diagnosis gonorrhoe.
f)
Pengobatan
Untuk
pengobatan, penisilin merupakan obat pilihan, tetapi sekarang diperlukan dosis
yang sangat besar karena mekanisme resistensi bakteri.
1.
Procaine peniciline G
(injeksi) atau ampicilin (per oral), yang dikombinasi dengan probenisid.
2.
Obat lainnya
tetrasiklin, spektinomisin, kanamisin, dan golongan kuinolon.
Terdapat
kesulitan untuk melakukan control terhadap penyakit gonorrhoe oleh karena
beberapa hal berikut ini:
Ø Masa inkubasi yang sangat pendek.
Ø Adanya gonorrhoe asimptomatik.
Ø Aktivitas seksual dengan partner seks yang banyak.
Ø Kadar hambat minimal penisilin terhadap Neiserria gonorrhoeae yang makin meningkat.
g)
Pencegahan
1)
Profilaksis mekanis
dengan kondom.
2)
Pendidikan kesehatan
(helath education).
3)
Pencegahan dengan
obat antimokroba tidak dianjurkan karena cenderung meningkatkan resistensi
bakteri.
4)
Tindakan crede pada
bayi baru lahir.
B.
Neisseria menigitidis
Neisseria menigitidis (meningokokus) merupakan bakteri kokus gram negatif yang
secara alami hidup di dalam tubuh
manusia. Meningokokus hanya menginfeksi manusia dan
tidak pernah diisolasi dari hewan karena bakteri tidak bisa mendapatkan zat
besi dari sumber lain selain manusia ( transferin
dan laktoferin
). Meningokokus bisa menyebabkan infeksi
pada selaput yang menyelimuti otak
dan sumsum tulang belakang (meningitis), infeksi darah dan infeksi berat
lainnya pada
dewasa dan anak-anak. Neisseria gonorhoeae,
juga merupakan kokus gram negatif alami pada manusia, yang menyebabkan gonore, suatu penyakit menular seksual
yang bisa
mengenai uretra, vagina dan anus dan bisa
menjalar ke sendi. Banyak spesies Neisseria yang secara normal hidup di tenggorokan dan mulut, vagina dan
usus, tetapi mereka jarang menyebabkan
infeksi.
Neisseria menigitidis
1.
MORFOLOGI
Berbentuk diplococcus dan masing – masing coccus memiliki diameter 0,8
,tidak bergerak, tidak berspora dan gram (-). Bentuk coccusnya menyerupai biji
kopi. Pada koloni yang sudah tua atau yang sudah kontak dengan antibiotika,
kuman menggelembung.
2.
Penyebarannya
pada daerah – daerah yang penduduknya padat penyakit yang disebabkan
neisseria intra cellularis dapat terjadi secara epidemis. Penyakit dapat
tersebar melalui cairan hidung atau mulut.
3.
Patogenitas
infeksi oleh neisseria intracellularis pada umumnya adalah anak – anak.
Penyakit yang ditimbulkan berupa peradangan lokal yang selanjutnya kuman
menyebar ke kelenjar getah bening lalu kesirkulasi darah untuk menuju ke
meningen. Melalui proses perkontinutatum dari proses peradangan yang dekat
dengan otak, misalnya : otitis media, mastoiditis, dan sinusitis.
4.
Sifat Biakan
Neisseria intaselullaris tumbuh baik di media yang mengandung serum atau
darah dan suhu untuk tumbuh diantara 25 -43 c. suhu optimum :37 c, dan pH 7,4 –
7,6. pada serum agar koloni transparan, kecil lebih besar dari diplococcus
pneumonia, bulat tepinya meninggi dan berwarna putih abu-abu. Permukaan seperti
berembun koloni cepat mengadakan otolisis.
pada media cair tumbuh dekat permukaan dan menyebabkan kekeruhan seperti
embun dan membentuk endapan pada dasar tabung dan membutuhkan O2 untuk
pertumbuhan maksimal.
5. Diagnosis
Standar emas diagnosis adalah isolasi N.
meningitidis from sterile body fluid. Meningitidis
dari cairan tubuh yang steril. Sebuah CSF
spesimen dikirim ke laboratorium segera untuk identifikasi organisme. Diagnosis
bergantung pada kultur organisme pada agar-agar
cokelat piring. Pengujian lebih lanjut untuk membedakan spesies
mencakup pengujian untuk oksidase
, katalase
(semua Neisseria klinis yang relevan menunjukkan reaksi positif) dan karbohidrat
maltosa
, sukrosa
, dan glukosa
tes di mana N. Meningitidis akan memfermentasi (yaitu,
memanfaatkan) glukosa dan maltosa. Serologi
menentukan subkelompok
organisme.
Jika bakteri mencapai sirkulasi, maka kultur
darah harus ditarik dan diproses sesuai.
Uji klinis yang digunakan saat ini untuk
diagnosis penyakit meningokokus memakan waktu antara 2 dan 48 jam dan sering
bergantung pada kultur bakteri baik dari darah atau cairan serebrospinal (CSF)
sampel. Namun, reaksi
rantai polimerase tes dapat digunakan untuk mengidentifikasi
organisme bahkan setelah antibiotik telah mulai mengurangi infeksi. Sebagai
penyakit memiliki risiko kematian mendekati 15% dalam waktu 12 jam infeksi,
sangat penting untuk memulai pengujian secepat mungkin tapi tidak untuk
menunggu hasil sebelum memulai terapi antibiotik.
6.
Pengobatan
Infeksi meningitidis harus dirawat di
rumah sakit segera untuk pengobatan dengan antibiotik. generasi ketiga
sefalosporin (misalnya sefotaksim, ceftriaxone, dll) harus digunakan untuk
mengobati infeksi meningokokus yang dicurigai atau terbukti budaya sebelum
hasil kerentanan. Empiris pengobatan harus diusahakan jika LP tidak dapat
dilakukan dalam waktu 30 menit masuk ke ED!.
Sementara pengobatan antibiotik dapat mempengaruhi hasil dari sebuah LP (budaya
/ sensi), diagnosis dapat didirikan atas dasar darah-budaya dan ujian klinis.
7.
Pencegahan
Semua kontak terbaru dari pasien yang
terinfeksi selama 7 hari sebelum timbulnya harus menerima obat untuk mencegah
mereka dari tertular infeksi Hal ini terutama mencakup anak-anak dan pengasuh
anak mereka atau nursery-sekolah kontak, serta siapa saja yang telah kontak
langsung dengan pasien melalui ciuman, berbagi peralatan, atau intervensi medis
seperti mulut-ke
mulut resusitasi . Siapapun yang
sering makan, tidur atau tinggal di rumah pasien selama 7 hari sebelum
timbulnya gejala, atau mereka yang duduk di samping pasien pada penerbangan
pesawat dari 8 jam atau lebih, juga harus menerima kemoprofilaksis .
Saat ini ada tiga vaksin ini tersedia di AS
untuk mencegah penyakit meningokokus. Semua tiga vaksin yang efektif terhadap
serogrup yang sama: A, C, Y, dan W-135. Dua vaksin konjugat meningokokus (MCV4)
diizinkan untuk penggunaan di AS vaksin konjugasi pertama berlisensi pada tahun
2005, kedua pada 2010. Vaksin konjugasi adalah vaksin yang lebih disukai untuk
orang 2 sampai 55 tahun. Sebuah vaksin polisakarida meningokokus (MPSV4) telah
tersedia sejak 1970-an dan adalah vaksin meningokokus hanya dilisensikan untuk
orang tua dari 55. MPSV4 dapat digunakan pada orang usia 2 - 55 tahun jika MCV4
vaksin tidak tersedia atau kontraindikasi. Informasi tentang siapa yang harus
menerima vaksin meningokokus tersedia dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC)
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar