Kamis, 12 April 2012

Pantaskah Aku? Pantaskan Aku, ya Rabb...


     Lagi dan lagi. Dia selalu memudahkan urusanku. Hikmah apa dibalik semua ini?. Aku sungguh tak percaya!. Sudah hampir 4 semester perkuliahan ku jalani, dan nilaiku belum ada B!. Semuanya A!. aku sendiri takjub dengan keadaan yang Allah berikan ini. Pantaskah aku dengan semua ini?. Pantaskah aku, ya Rabb?. Pantaskah aku??? Pantaskan aku, ya Rabb...
     Mengapa bisa???. Apa penyebabnya???.
     Entahlah.. Mungkin ini karena keajaiban doa. Ya, ku yakin itu. Terutama doa ayah dan ibu untukku, untuk kami anak-anaknya.

     Padahal untuk ujian semester kemarin, mata kuliah yang paling ku khawatirkan itu Analisis Air. Kemarin nilainya udah keluar, teman-teman pada sibuk. Aku pura-pura cuek (meski sebenarnya penasaran minta ampun.. dumba`2, deg-deg-an tingkat tinggi). Aku sok sibuk menulis tugas laporan. Setelah sibuk dengan nilai masing-masing, aku mendengar salah seorang temanku berseru, "Fatimah A. nilainya 96". Hah? 96? Ya Allah... kenapa tinggi sekali?. Tidak lama setelahnya, Kanda Supriyati Sinaga menyalamiku dan masih dengan senyuman tulusnya, ia mengucapkan selamat padaku, "Selamat ya, Fatimah... Nilainya yang tertinggi trus disusul Nini". Kujawab aja, "Makasih, Kak...". Pura-pura bersikap biasa, padahal sebenarnya hatiku senaaang bukan main. Alhamdulillah, terima kasih, ya Allah.... I Love U, so much!. 
n_n

     Masih jelas terekam di ingatanku saat pertama kuliah. Ayah menyemangatiku, "Pokoknya semester ini harus the best, Zahra!. Harus jadi yang terbaik. Belajar memangmi  dari sekarang. Jangan nanti mau ujian baru sibuk setengah mati".
    Saat-saat mau ujian, ayah tetap memotivasiku, "Pokoknya belajar keras, Zahra!. Usahakan semester ini A semua. IPK 4,00". Oh iya, dulu aku juga gak menger loh apa itu IPK 4,00. koq rendah sekali yah?. Oh ternyata anak kuliahan emang ghitu yah? cuman sampai 4.. =)
Kemauan keras, motivasi tinggi, dukungan dari orang-orang terdekat, belajar, doa, dan tawakkal, semua terangkum jadi satu. Akhirnya kata itu jadi nyata!. 
     Terima kasih, ya Allah... Engkau memberiku ayah sebaik dia. Aku sangat bersyukur punya ayah yang sangat cinta pada ilmu dan punya semangat yang tinggi. Ayahku pernah berkata, "Tak ada yang bisa ku berikan padamu, Nak. selain semangat. Karena hidupmu itu tergantung dari dirimu sendiri -dan tergantung Allah tentunya-".

     Kamu mungkin berfikir aku ini anak yang berbakti dan sangat membanggakan orang tua. hehehe.. Nggak juga koq. Dulu -waktu kecil, semoga tidak lagi deh- aku sering membuat ayah atau ibuku marah!. Ada-ada saja tingkahku yang menyebalkan. Ya wajar dong.. mana ada anak yang baik terus. Hei!. aku juga manusia..!. Sudahlah. Cukup Allah yang tahu semua nya. Tak perlu aku mengungkapnya, semoga Allah mengampuni dosa-dosa yang telah lalu... aammiin...

          Sebab kesalahan ada untuk menjadi sosok guru, bukan mengajak kita sekedar tuk berbasah mata atas nama sesal!. Dunia selalu bangga melorotkan keburukan kita, menampakkan celah dari kesempurnaan yang kita kejar. Lalu berderai tawa sebagian manusia. Dan biarkan sajalah!
     Sebabnya pula, tak mudah merangkak di kegelapan tak bercahaya. saat kau terantuk, terbentur, terhalangi, bagiku itu sebuah kesalahan. Lalu engkaupun belajar, memilih arah lain, dan meneruskan perjalanan.

     Kembali ke masalah IPK. Pentingkah itu IPK 4,00?. Jawab sendiri aja deh. Oke, sebagian orang mungkin menganggapnya tidak penting. Katanya yang penting itu ilmunya. Memang benar. yang terpenting itu adalah ilmunya. Aku juga malu kalau dikatakan menyandang IPK 4,00 tapi ternyata saat ditanya, eh tidak tahu jawabannya. Malu tau nggak seeh...!. Asal kamu tahu ya, pertanggung-jawabannya itu berat sekali. Makanya dituntut untuk terus belajar agar nilai itu bukan hanya nilai di atas kertas, tanpa bukti. Seorang sahabat pernah bertanya, kalau kamu disuruh memilih antara "nilai bagus tapi ilmu tidak ada" dengan "ilmu bagus tapi nilai bobrok", pilih mana?. Hehehe... Bagaimana pun aku akan memilih ilmu bagus dan nilai juga bagus. Kami bahkan sempat berdebat soal ini. Aku tetap dengan pilihanku doong...!. 
#rakus banget seeh...

     Okelah mungkin ada yang berfikir nilai itu tidak penting. Tapi tunggu dulu, jangan-jangan orang yang berfikir sperti ini hanya mereka yang iri saja.. iri tanda tak mampu!. hehehe... :P.
     Bagiku, nilai itu adalah gambaran seberapa jauh kerja keras seseorang. Efek samping dari usaha yang ia peroleh. Okelah ada yang sudah bekerja keras, sudah belajar keras tapi tetap ghitu-ghitu aja nilainya. Stop!. Jangan negative-thinking terus!. Gimana majunya kalau gitu. 
     Menurutku, Orang yang menanam pasti akan menuai hasilnya. Entah itu sekarang atau nanti. Jadi tergantung apa yang kamu tanam. 
     Dan ini bukti. Saat pemilihan nama-nama calon penerima beasiswa berprestasi di kampus, siapa yang akan dipilih oleh Ketua Jurusan?. Kalau di jurusanku -Analis Kesehatan-, dua orang dengan nilai tertinggi yang diambil, alhamdulillah aku salah satunya. =). Lumayan loh itu uang tujuh jutaan di tahun 2011. Apalagi buat mahasiswa yang keuangannya sering pas-pasan.. :D
     Nah, gak mungkin kan mereka yang biasa-biasa saja yang akan terpilih. Sebenarnya sih, di alam jagat raya ini tidak ada pribadi yang biasa-biasa saja. Yang ada hanyalah orang yang gagal menjadikan dirinya luarrr biasaa.

     Beberapa hari yang lalu, waktu aku bon alat di Gudang untuk praktikum, Ibu yang jaga bertanya, "Oh kamu yang namanya Fatimah?". "Iya, Bu. Kenapa, Ibu...?". Trus Ibu itu ngejawab, "pintarko bede`". Melongo aku, "Ah, Ibu... biasajaka...". Dari mana lagi itu ibu dapat info sedding... ckckck.
    Trus masih juga beberapa hari yang lalu, dosen Bakteriologiku bertanya, "Fatimah, belum ada nilai B-mu di`?". Dengan muka takut-takut (takutka ditanya-tanya trus tidak ku tahu gang...), ku jawab "iya, Bu...". Aku takutnya dia akan berkata, "nanti saya yang kasih B". Waaooouw... untungnya tidak deh. Cepat-cepat aku berlalu dari tempat itu. Kabbuuurrr...!.
     

     Pesanku:
* Hati-hati dengan perkataan, karena perkataan adalah DO`A.
* Selalulah berhusnuzh-zhan (berprasangka baik) kepada Allah, karena sesungguhnya Allah itu sesuai persangkaan hamba kepada-Nya.
* Berlomba-lombalah dalam kebaikan!
* Perbaiki hubungan dengan sesama!. Terutama orang-orang terdekatmu. Sebisa mungkin bantulah mereka saat mereka membutuhkan bantuan. Karena suatu saat kamu pun pasti akan butuh bantuan mereka. Bayangkan bila engkau yang berada di posisi mereka.
* Jangan sombong!. Ada hadist, "Sungguh tidak akan masuk Syurga orang yang dalam dirinya ada kesombongan meskipun hanya seberat dzarrah".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar